Kamis, 13 Januari 2011

PEMERINTAH DAN SIKAP RAKYAT

0



Oleh : Yusuf Eko Pamudi Peneliti pada CESSHAR


Sebagian besar rakyat Indonesia telah mengetahui bahwa bangsa Indonesia tengah dihadapkan pada suatu zaman yang lazim disebut “Globalization Era”. Era dimana negara ini dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain di berbagai belahan dunia.

Di era ini juga dituntut untuk tidak tertinggal dengan negara lain. Negara ini diharuskan terus berlari mengikuti negara-negara lain yang sebagian besar telah berada di depan kita.

Dalam situasi tersebut, perlu adanya suatu kolaborasi yang harmonis antara komponen-komponen bangsa Indonesia untuk bersama-sama bekerja dalam suatu sistem. Baik dari pemerintah yang terdiri atas lembaga dan badan negara maupun rakyat yang terdiri atas organisasi masyarakat dan individu.

Jika diibaratkan negara ini merupakan suatu keluarga yang sangat besar, dengan pemerintah sebagai orang tua dan rakyat sebagai anaknya. Dalam sebuah keluarga, orang tua selalu berbuat apapun demi yang terbaik untuk anaknya. Baik untuk membesarkan, mendidik, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya sesuai dengan makna sistem demokrasi, bahwa kebijakan dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Namun, tidak semata-mata semuanya adalah kewajiban sang orang tua untuk menjamin kesuksesan seorang anak. Justru anaklah yang berkewajiban untuk menentukan kesuksesannya sendiri. Seorang anak harus giat belajar sebagai kewajiban seorang pelajar. Semua dampak dari apa yang kita lakukan kita sendiri yang akan merasakannya.

Semua warga negara memiliki hak-hak dan jangan terlupakan pula kewajiban-kewajiban sebagai warga negara untuk ikut serta dalam membangun negara. Tidak hanya secara langsung sebagai aparatur negara, akan tetapi dapat dilakukan dengan bagaimana kita harus berhati-hati menentukan langkah untuk berpartisipasi memikirkan solusi permasalahan yang sedang menjerat bangsa ini sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pemerintah sebagai fasilitator pengatur birokrasi pada aspek tertentu. Maka dari itu diperlukan adanya pengembangan mindset dan memperluas cakrawala berpikir rakyat. Individu merupakan bagian terkecil serta pondasi penyusun komponen-komponen subyek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam diri individu inilah ditanamkan berbagai paradigma sejak lahir hingga dewasa seiring perkembangan di sekitarnya. Pola pikir yang maju akan menciptakan individu yang handal untuk membuat suatu bangsa menjadi maju.

Untuk itu diperlukan adanya persiapan pada generasi sekarang ini dengan menumbuhkan pola pikirnya seiring perkembangan zaman, yang telah berkembangan dengan percepatan yang semakin tinggi. Diperlukan adanya perubahan cara berpikir yang sudah usang dengan menghilangkan pola pikir pintas dan anarkis. Seringkali kita amati sikap dan respon masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang menyulitkan bagi mereka. Mereka mengambil tindakan pintas dengan berunjuk rasa, pengrusakan-pengrusakan, ancaman bersenjata, dan sebagainya yang sesungguhnya tidak menguntungkan bagi pihak manapun. Mereka selalu menuntut pada pemerintah, tetapi tidak pernah menuntut pada diri mereka sendiri atas apa yang telah mereka perbuat.

Semangat nasionalisme yang pernah dinyatakan oleh John F Kennedy: “Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan padamu, tetapi tanyakan apa yang telah anda berikan pada negara”. Makna ungkapan ini, agaknya sangat konstektual. Kendati demikian, potret negara ini justru menggambarkan dengan gamblang betapa kesadaran bernegara, kesediaan berkorban demi negara, dan mencintai negara telah mengalami kebangkrutan yang sangat tajam. Sumber Daya Manusia bangsa ini yang terbentuk cenderung memiliki sikap mental dan perilaku yang materialistis, individualis dan pragmatis. Setiap orang hanya cenderung memikirkan kepentingannya sendiri. Cara pandang inilah yang dominan merasuki benak SDM kita dewasa ini.

Untuk itulah pola pikir tersebut harus diubah. Perubahan pola pikir seperti yang telah disebutkan diatas berawal dari individu. Kitalah yang seharusnya memulai, bukan menyuruh orang lain untuk memulai. Terlalu sulit bagi pemerintah untuk mengoptimalkan kemakmuran bagi rakyat karena persentase jumlah pemerintah yang lebih kecil dibandingkan masyarakat yang beranekaragam.

Bagaimanapun, bertumbuh dan berkembangnya semangat bernegara dan kesadaran bela negara mensyaratkan adanya hubungan timbal balik antara pemerintah dengan rakyat. Pemerintah tidak bisa hanya sekedar menuntut rakyat tanpa menunjukan kinerja yang benar-benar baik, apalagi bahwa apa yang pemerintah perbuat memang semata-mata untuk kepentingan rakyat. Pemerintah harus mampu membuat rakyat merasakan bahwa pemerintah berbuat dan bekerja keras untuk rakyat. Rakyat harus merasakan manfaat dari semua yang diperbuat pemerintah sehingga rakyat mau berpartisipasi untuk membangun negara. Ada kesadaran warga negara untuk ikhlas menanggung beban dari pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah. Sebab, setiap warga negara tahu bahwa pemerintah berbuat maksimal untuk kepentingan rakyat.

Dengan demikian diperlukan kerjasama antara pemerintah dengan rakyat. Seorang anak hendaklah berbakti kepada orang tuanya seperti halnya rakyat yang wajib menaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Di sisi lain, pemerintah sebagai orang tua harus senantiasa menyayangi anak-anaknya dengan memberikan kebijakan-kebijakan terbaik untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting